Selasa, 30 Juni 2020

Pedestrians And The Way Of Life

Pejalan Kaki Dan Jalan Hidupnya )
oleh Rifat Zainal Arifin

Pagi pagi sekali orang orang mulai bangun dari tidurnya, menandakan ia siap melewati hari yang akan dilalui. Doa dan segala harapan berusaha diwujudkan pada hari itu. Segala jenis arah langkah yang ditempuh mulai dirinci kembali, kilas balik mengenai hal hal apa saja yang akan dilakukan. Setiap harinya semua orang siap demi hari yang lebih baik.

Ini tentang pejalan kaki atau Pedestrians dan bagaimana ia menjalani hidup. Bagaiman ia bersikap, merespon atas apa yang timbul baik dari internal maupun eksternal dirinya sendiri. Sebuah seni bagaimana ia menjalani hidup terus dengan berjalan kaki. Bukan tentang kegiatan bagaimana ia melangkahkan kaki demi mengunjungi dari satu tempat ke tempat lainnya. Melainkan lebih dari itu, dimana ia menikmati setip meter yang dilalui dan bersyukur atas setiap jarak yang dicapai. Dalam pikirannya terbentang rencana besar dan pasti yang perlahan lahan diwujudkannya.

Sungguh begitu bahagianya orang orang yang berjalan kaki dipagi hari. Niat keluar dari tempat tidurnya untuk dapat menyelesaikan setiap langkah demi langkah dari tiap harapannya. Tantangan dan ancaman tentu dia mengetahui yang menunggunya. Bukan hal yang harus dihindari melainkan untuk dihadapi, bukan juga tanpa bekal melainkan dengan persiapan hati yang besar dan kepercayaan akan pemilik kehidupan.

Berjalan kaki adalah bentuk ibadah dan rasa menghargai kehidupan bagi mereka para Pedestrians. Bagaimana setiap syukur dalam langkahnya menambah kedekatan dengan tuhannya. Bertemu dengan orang banyak dengan segala tujuan dan masalah yang mengiringinya. Tak ada kebencian sedkitpun pada jiwanya bagaimana ia tersenyum atau menertawakannya. Pada kepeduliannya yang berakhir pada doa semoga setiap yang ia jumpai diberkahi kemudahan dan keberkahan atas semua yang dilakukan orang orang.

Berjalan kaki bertemu orang orang membuat kita sadar bahwa kita tak hanya hidup sendiri dan kenyataan merasa paling buruk adalah hanya ada dalam pikiran kita. Kita dapat menjatuhkan setiap aura negatif pada setiap jalan yang kita lalui. Juga menyadari ada yang mahakuasa dan berhak sebagai para pemilik kehidupan. Pedestrians selalu melihat tuhannya dengan tersenyum, memberikan setiap cinta pada sepersekian detiknya.

Dan dengan ini bagaimana Pedestrians berjalan kaki untuk menyambut pelukan tuhannya. Membalas cinta tuhan yang memayungi dunia. Bagaimana syukur syukur dijatuhkan yang ditebarkan pada semua orang. Dengan tersenyum bagaimana menunjukan bentuk kesiapan dan kerelaan atas kehendak yang Mahakuasa.

Berikut adalah pengantar sedikit tulisan tentang makna dan filosofi Pedestrians , semoga dilain waktu dapat terus mencoba berkarya melalui tulisan. Dan semoga menjadi jalan pendekatan bagi hamba dengan tuhannya.

Seperti biasa kritik dan saran sangat saya nantikan, terimakasih.

3 komentar:

  1. Suka kontennya.. serasa mengalir aja sama maksud dari bacaannya. Kalo teks ini berarti sifatnya naratif ya ?
    Soalnya kalo informatif biasanya dari tiap paragraf nya aja aku bisa nyimpulin ide pokoknya.

    Jadi kalo begini kesannya bisa dapat maksud idenya kalo udah clear baca semua. Untungnya gk terlalu panjang juga.

    Jadi filosofi pejalan kaki tuh semacam ketawakalan ya kak ?
    Di awal langkah.. kita menentukan tujuan dan niat lalu.. berproses berjalan kaki penuh kepasrahan menuju akhir langkah yg dituju.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Lebih ke menikmati proses dan mengamati lingkungan

      Hapus

terimakasih telah menyempatkan waktu untuk memberikan komentar.

Paket lengkap, Sehat ,Enak dan Mudah, Kampanye KejuAsliCheck

Halo teman teman, salam sejahtera tentunya untuk kita semua, sudah lama sekali ya saya tidak berbagi tulisan. Tenang bagi teman teman yang...